BATAM - Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Muhammad Syahid Ridho mengajak seluruh jamaah untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan.
Ajakan itu disampaikan Syahid Ridho saat mengisi Kuliah Tujuh Menit (Kultum) di Masjid Syuhada Perumahan Batu Aji Residence, Minggu 26 Maret 2023.
Di awal tausiyahnya, Syahid Ridho bercerita tentang sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu, Syaban RA.
Ridho mengatakan, Syaban RA merupakan salah satu sahabat nabi yang kisahnya jarang terdengar tapi terkenal oleh seluruh penduduk langit.
Ia memiliki kebiasaan yang sangat unik dibandingkan dengan para sahabat pada umumnya.
Saat berada di masjid untuk itikaf dan melaksanakan shalat, Syaban selalu mengambil posisi di pojok masjid dikarenakan ia tidak mau mengganggu bahkan menghalangi jamaah lainnya.
Pada saat shalat subuh hendak berlangsung, Nabi Muhammad yang selalu memahami dan mengenal para sahabatnya merasa ada kejanggalan. Beliau tidak melihat Syaban ra, maka Rasulullah pun mengulur sedikit shalat subuh.
Sembari menunggu Rasulullah bertanya pada jamaah, “Di manakah Syaban?”. Hening tidak ada jawaban, akhirnya Rasulullah melaksanakan shalat khawatir akan hilangnya waktu shalat subuh.
Selepas shalat nabi bertanya lagi, “Jika tidak ada yang mengetahui di mana Syaban sekarang. Adakah di antara kalian yang mengetahui di mana rumah Syaban?”
Kemudian salah satu sahabat mengatakan, “Saya mengetahui di mana letak rumahnya, Wahai baginda nabi.”
Perjalanan Rasulullah menuju rumahnya membutuhkan waktu yang sangat lama. Setelah sampai di rumah Syaban, nabi mengucapkan salam, maka keluarlah istri Syaban dan mempersilahkan nabi.
“Apa benar ini rumah Syaban?” tanya nabi.
“Benar wahai baginda rasul. Saya adalah istrinya,” jawab istri Syaban.
“Bolehkah aku menemui Syaban, saat shubuh hendak shalat tadi aku tidak melihatnya di barisan shaf pojok,” jelas nabi.
Dengan meneteskan air mata, istri syaban menjawab, “Ia telah meninggal tadi pagi Rasulullah”.
“Innalillahi wa innaa ilaihi rajiun,” sahut nabi.
“Wahai Rasulullah, ada sesuatu yang mengganjal saat suami saya meninggal. Ia berteriak 3 kali dan setiap teriakan dibarengi dengan kalimat,” ucap istri Syaban.
“Apa saja kalimatnya?” tanya nabi.
“Pada setiap teriakannya, ia mengucapkan ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,” jawab istri Syaban.
Hikmah Kisah
Pertama, Syaban merasa jarak antara rumah dan masjid terlalu dekat menurutnya.
Padahal jika dihitung jarak rumah dengan masjid tempat biasa ia beribadah sekitar tiga jam yang mana jika dipadankan dengan keadaan kita yang serba mudah di zaman sekarang, dirasa belum seberapa dibandingkan dengan Syaban RA.
Kedua, Syaban di saat sakaratul maut mengucapkan ‘aduh, kenapa tidak yang baru’.
"Kita sebagai umatnya nabi Muhammad yang masanya dengan para sahabat bahkan nabi Muhammad, sanggupkah memberikan suatu barang atau harta benda yang baru dan sangat berharga bagi kita secara spontanitas atau dengan sukarela," kata Ridho.
Ketiga, adalah ucapan terakhir Syaban ‘aduh, mengapa tidak semua’, ia menyesalkan kenapa saat memberikan roti kepada orang yang kelaparan ia hanya memberikan separuhnya saja, dalam pikirannya semisal ia berikan semua, niscaya Allah berikan ganjaran yang lebih besar, meskipun telah Allah berikan dan terjamin surga.
"Maka belanjakan dan investasikanlah harta kita di jalanNya. Terakhir, kita sebagai hamba Allah yang hanya bisa berikhtiar dan tawakkal yang surga saja belum jelas bagi kita, seyogyanya sebagai hambaNya kita mengusahakan yang terbaik, karena sebaik-baiknya investasi akhirat adalah amal perbuatan kita selama di dunia," ujar politisi PKS ini.***